MIGRASI diartikan sebagai perpindahan yang relatif
permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus berlangsung
sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa.
Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan
penghasilah yang diharapkan(expected income). Pertanyaan yang muncul
adalah mengapa penduduk memutuskan pindah atau tetap tinggal di tempat asalnya?
Para pakar ilmu sosial melihat mobilitas penduduk dari sudut proses untuk
mempertahankan hidup (Wilkinson:1973; Broek, Julien Van den:1996). Proses
mempertahankan hidup ini harus dilihat dalam arti yang luas, yaitu dalam
konteks ekonomi, sosial, politik, maupun budaya. Meskipun demikian, banyak
studi memperlihatkan bahwa bentuk-bentuk keputusan serta motivasi yang diambil
oleh induvidu akan sangat berlainan.
Alasan kenapa migrasi dilakukan, bisa dibedakan
menjadi dua yaitu adanya faktor pendorong serta adanya faktor daya tarik.
Tjiptoherijanto (2000) menyatakan bahwa perpindahan atau migrasi yang
didasarkan pada motif ekonomi merupakan migrasi yang direncanakan oleh individu
sendiri secara sukarela (voluntary planned migraton). Para penduduk yang akan berpindah,
atau migran, telah memperhitungkan berbagai kerugian dan keuntungan yang akan
di dapatnya sebelum yang bersangkutan memutuskan untuk berpindah atau menetap
ditempat asalnya. Dalam hubungan ini tidak ada unsur paksaan untuk melakukan
migrasi.
Berikut ini
adalah Dampak yang terjadi dengan dijalankannya proses Migrasi, ada 2 dampak
yaitu dampak positif dan dampak negatif .
Dampak
Positif :
- Terjadi transfer ilmu, teknologi, dan budaya, baik dari kota ke desa ataupun dari negara lain.
- Terjadi ikatan yang kuat antara dua daerah.
- Terjadi pemerataan taraf ekonomi.
- Ketersediaan tenaga kerja di suatu daerah dan proses pembangunan berjalan lancar.
Dampak
Negatifnya :
- produktivitas menurun karena minimnya tenaga kerja produktif. Misalnya: lahan pertanian terbengkalai karena tenaga produktifnya berurbanisasi, orang beramai-ramai menjadi TKI, sementara yang tinggal di desa hanya tenaga-tenaga tidak produktif sehingga terjadinya kekurangan tenaga kerja di daerah tersebut.
- Muncul masalah kepadatan penduduk di daerah tujuan migrasi dan berdampak pada masalah perumahan. Misalnya, muncul banyak permukiman kumuh.
- Muncul masalah pengangguran yang berdampak pada meningkatnya kriminalitas. Contoh:
banyak orang datang ke kota tanpa
bekal keterampilan sehingga tidak mendapatkan pekerjaan, kota yang dituju sudah
tidak memerlukan tenaga kerja tambahan.
- Timbul masalah kependudukan. krisis hubungan antarnegara karena masalah keimigrasian (tenaga kerja, imigran gelap, dan sebagainya) atau masalah hubungan berbagai etnis di daerah urban.
dampak
negatif itu biasanya terjadi karena tidak meratanya migrasi, jadi kita
mengadakan proses migrasi ke beberapa pulau namun, migrasi tersebut tidak
merata karena diantar beberapa pulau tersebut penduduknya tidak sama banyak.
Migrasi
berhubungan terhadap ekonomi karena :
- mengurangi pengeluaran dana terhadap rakyat yang kurang mampunya di suatu daerah. jadi dengan mengurangi jumlah penduduk dengan cara migrasi akan meminimalisir pengeluaran daerah
- memperluas lapangan kerja di daerah migrasinya. jadi mendapatkan pekerjaan bagi para pemigrasi akan lebih mudah di tempat atau daerah yang lebih minim penduduknya
- pendapatan negara akan lebih banyak dengan penduduknya yang memiliki lapangan kerja sehingga bisa lebih banyak penduduk yang bisa membayar pajak.
- ekonomi dalam hal dagang juga memiliki keuntungan yang besar karena bida lebih memaksimalkan perdagangan dalam hal pertanian, perkebunan untuk didaerah tempat migrasi dan mendistribusikan kepada kota kota besar yang sudah minim penghasilan pertaniannya.
jadi migrasi
berhubungan dan berpengaruh terhadap Ekonomi Daerah serta Negaranya.
sumber : http://kukuhbinanto.blogspot.com/2013/04/hubungan-migrasi-terhadap-ekonomi-negara.html
0 komentar:
Posting Komentar